BATUK DAN PILEK (COMMON COLD)

Memasuki musim hujan kemudian berganti kemarau yang biasanya disebut pancaroba oleh masyarakat Indonesia adalah musim dimana orang-orang merasakan sakit dengan gejala yang sama pada tiap individu, tidak hanya di satu wilayah, tetapi diseluruh pulau merasakannya. Penyakit yang bersifat menular menjadi salah satu penyebab masalah ini, namun gejala seperti batuk dan flu menjadi sesuatu yang sangat umum dapat terjadi pasa setiap saat. 


 

Flu biasa (Common cold) atau salesma atau batuk pilek adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) non-spesifik yang disebabkan oleh virus, merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran pernafasan atas pada hidung. Penyakit ini dapat menyerang disegala usia.

 

Indonesia termasuk negara dengan iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi, dimana kondisi yang lembab, basah dan kurang dari cahaya matahari menyebabkan virus lebih mudah bermigrasi dan berkembang biak. Kondisi penyakit ini disebabkan oleh cuaca, lingkungan yang kurang bersih, dan alergi. Batuk dan Flu karena alergi terjadi karena masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan, misalnya asap, debu, bau, cairan, atau makanan. Pada saat flu biasanya akan merasakan hidung tersumbat, hal ini dipengaruhi penyempitan saluran pernapasan. Penyempitan tersebut juga terjadi pada pasien asma, sinusitis, dan rhinitis alergi. Produksi dahak yang banyak karena infeksi saluran pernapasan pada bronkus, contohnya bronkitis, flu, pneumonia, kanker paru-paru, dan TBC. 

 

Batuk merupakan cara agar pernapasan tetap bersih. Batuk adalah refleks rangsangan dari saluran pernapasan atau iritasi paru-paru. Jika terdapat benda asing yang masuk selain udara, batuk akan timbul dengan sendirinya untuk menghilangkan atau mengeluarkan benda tersebut. Terdapat dua macam batuk yaitu batuk kering dan batuk berdahak. Batuk kering adalah batuk tanpa mengeluarkan dahak, sedangkan batuk berdahak adalah batuk yang menghasilkan dahak. Umumnya, seseorang akan merasakan batuk kering terlebih dahulu, dilanjutkan pada tahap batuk berdahak. Gejala tersebut dapat terjadi pada beberapa kondisi dan dapat berbeda pada tiap individu. Gejala yang dirasakan berupa tenggorokan sakit dan gatal, pengeluaran udara dari saluran pernapasan secara kuat dan kadang disertai pengeluaran dahak. 

 

Imunitas tubuh yang tinggi pada penyakit flu dapat sembuh dengan sendirinya tanpa minum obat. Flu dapat menular lewat percikan dari udara pada saat bersin, batuk, dan tangan yang tidak bersih setelah kontak dengan cairan dimulut atau hidung. Penyebabnya adalah virus influenza dengan gejala sakit tenggorokan, mata berair, demam, sakit kepala, nyeri otot, hidung berair, batuk, dan bersin. 

 

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menguramgi simtomp termasuk mengehntikan kebiasaan merokok, minum banyak cairan yang dapat membantu membersihan tenggorokan, tidak minum soda dan kopi, hindari makanan berminyak, dingin, dapat menghirup air panas untuk mancairkan sekresi hidung yang kental agar mudah dikeluarkan, istirahat yang cukup, makan buah dan sayur segar yang banyak mengandung vitam berguna meningkatkan imunitas tubuh, periksa kedokter bila gejala menetap selama 3 hari, pada bayi dan balita jika batuk dengan napas sesak dan cepat harus segera dibawa fasilitas Kesehatan terdekat, dan dapat konsultasi ke apoteker agar minum obat sesuai dengan gejala yang dirasakan terutama untuk obat dengan logo hijau dan biru dapat dibeli bebas di apotek tanpa perlu resep dokter. 

 

Obat yang dapat digunakan untuk mengurangi gejala nyeri, demam, dan sakit kepala misal analgetik dan antipiretik seperti paracetamol, ibuprofen, dan aspirin. Ibuprofen dan aspirin termasuk obat NSAID yang dapat mengiritasi lambung dan tidak terdapat dalam sediaan obat flu kombinasi tetap yang beredar di Indonesia. Aspirin tidak direkomendasikan pada anak usia dibawah 16 tahun karena menyebabkan sindrom Reye. 

 

Antihitamin diperlukan untuk mengurangi gejala rhinorrhea, bersin, dan mata berair yang tersedia dalam komposisi tetap untuk mengatasi flu. Antihistamin generasi pertama dipilih karena mempunyai efek antikolinergik meskipus efek sedasi lebih besar dibandingkan antihistamin generasi kedua. Akan tetapi, antihistamin generasi kedua tidak memiliki efek antikolinergik sehingga tidak direkomendasikan dalam tatalaksana flu yang berfungsi mengurangi produksi mukus yang berlebihan. Di Indonesia antihistamin generasi pertama yang beredar adalah difenhidramin, CTM, dan deksklofeniramin maleat yang umum digunakan. Orang yang akan menggunakan antihistamin disarankan tidak mengendari atau mengemudi karena dapat membayakan saat diperjalanan. Efek samping sedasi dapat diperparah jika seseorang mengkonsumsi alcohol. 

 

Nasal dekongestan berguna untuk mengurangi sumbatan pada hidung dang difungsikan sebagai pelega hidung. Cara kerjanya adalah melalui vasokontriksi pembuluh darah sehingga mengurangi pembengkakan dan sekresi membrane mukosa saluran hidung. Vasokontriksi ini juga dapat terjadi di tempat lain terutama pada orang dengan riwayat hipertensi, gangguam kardiovaskular, dan gangguan tiroid. Obat yang beredar di Indonesia secara umum digunakan seperti fenilpropanolami, psudoefedrin, dan efedrin. Pseudoefedrin dan efedrin dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, dan gangguan kecemasan. 

 

Gejala batuk kering yang menganggu kualitas hidup pasien dalam keseharian dapat dikurangi dengan pemberian antitusif. Sediaan yang beredar di Indonesia adalah dektrometorfan dalam kombinasi tetap dengan komposisi obat lainnya. Penggunaan antibiotik diperlukan jika terjadi infeksi bakteri sehingga tidak disarankan bagi pasien dengan batuk pada minggu pertama. Penggunaan antibiotic yang tidak diperlukan akan menyebabkan pengobatan menjadi tidak rasional, membengkaknya biaya perawatan, indikasi yang tidak diperlukan, menimbulkan resistensi, dan adanya efek samping. 

 

Selain antitusif, gejala batuk berdahak disarankan menggunakan ekspektoran dan mukolitik. Ekspektoran digunakan untuk mengencerkan dahak yang bekerja dengan meningkatkan sekresi bronkial agar tenggorokan menjadi lebih lembab sehingga aliran lender bisa keluar dengan mudah. Mukolitik sama halnya seperti ekspektoran dengan bekerja menghancurkan molekul pada lender sehingga lender menjadi lebih cair dan dapat berjalan normal dan mudah dikelaurkan saat batuk. Obat yang beredar di Indonesia dengan kombinasi tetap dari kandungan gliseril guaiakolat, bromheksin, dan obat takut hitam.

 

Obat-obat tersebut tersedia dalam preparate tunggal maupun kombinasi yang dapat dibeli diapotek. CTM, dipenhidramin, gliseril guaiakolat, paracetamol, ibuprofen, aspirin, adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Sedangkan untuk sediaan kombinasi seperti deksametason dan deksklorfeniramin maleat, gliseril guaiakolat dan bromheksin, dan masih banyak obat kombinasi lai tersebar dipasaran Indonesia dapat dibeli bebas, ada yang berlogo hijau dan berlogo biru. 

 

Penggunaan obat yang rasional harus berdasarkan gejala yang dirasakan sehingga dapat disesuaikan dengan jenis obat dalam sediaan tunggal maupun kombinasi. Agar tidak bingung dengan informasi yang tertera di media masa, dari teman terdekat, dari keluarga, dan informasi yang dirasakan kurang akurat, anda wajib mengkonsultasikan keluhan kedokter atau ke apoteker yang dapat mengobati gejala batuk dan flu yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.