Ad Code

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Obat Apa Yang Di Rekomendasikan Jika Anda Sakit Tenggorokan?

 FARINGITIS (SAKIT TENGGOROKAN)

 

Faringitis sering disebut hanya sebagai radang tenggorokan. Peradangan ditemui pada faring, selaput lender orofaring, dan saluran napas setelah dari hidung sampai ke trakea. Faringitis menjadi penyebab rasa gatal dan luka di tenggorokan dan terasa sakit pada saat menelan. Dari kebanyakan kasus, faringitis disebabkan oleh infeksi, karena virus ataupun bakteri. Adapun penyebab lain yang tidak umum termasuk trauma, alergi, refluks, racun tertentu, dan kanker. Faringitis pada radang tenggorokan merupakan salah satu alasan paling sering seseorang mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan. 



Jika diamati dengan kasat mata, gejala yang timbul berupa bintik bewarna putih pada bagian tonsil dan pada anak lidah (swollen ovula) disertai peradangan, terlihat kemerahan, yang dirasakan adanya gatal serta sulit menelan. 

 

Kasus faringitis termasuk penyakit yang dapat diobati dengan rawat jalan. Penderita terbayak pada usia 5 tahun atau usia kurang dari 15 tahun, juga dialami pasien usia dewasa tetapi dengan laju yang lebih rendah. Faktor risiko faringitis muncul karena udara dingin, imunitas tubuh menurun, makanan yang kurang bergizi, dan konsumsi alkohol berlebih. 

 

Patofisiologi dan etiologi faringitis dari bakteri dan virus menyebabkan invasi langsung ke mukosa hidung, dimana virus tertentu seperti rhinovirus, adenovirus, influenza, coronavirus, dan parainfluenza yang lebih umum. Patogen virus yang kurang umum termasuk herpes, coxsackievirus, virus epstein barr, dan human immunodeficiency virus (HIV), dapat menyebabkan iritasi akibat sekresi hidung. Dalam hampir semua kasus yang ditemukan, terdapat invasi lokal mukosa faring yang menghasilkan edema dan sekresi yang berlebihan. Sekitar 50%-80% dari kasus faringitis gejalanya disebabkan karena virus dan juga termasuk berbagai patogen virus. Kasus yang parah lebih cenderung disebabkan karena infeksi bakteri dan dapat berkembang setelah terinfeksi virus awal. Alergi dari lingkungan dan paparan zat kimia juga menjadi faktor risiko menyebabkan faringitis akut. 

 

Faringitis infeksi tanpa komplikasi yang disebabkan virus maupun bakteri terbatas pada 5 sampai 7 hari, bersifat tidak progresif. Manifestasi klinik seringkali pasien mengalami nyeri telinga, demam, eksudat tonsil, adenopati serviks yang menyakitkan, dan eritema faring. Jika dalam etiologi karena virus, gejala sering termasuk rinore, batuk, sakit kepala, ruam, dan konjungtivitis. 

 

Manajemen terapi menggunakan beberapa macam antibiotik sebagai pilihan biasanya digunakan untuk pasien dengan faringitis streptokokus beta hemolitik grup A terutama jika pasien adalah dari populasi usia muda (pediatri) berdasarkan hasil kultur positif atau menggunakan tes deteksi antigen cepat. Pemberian antibiotik dapat mempercepat atau mempersingkat durasi gejala yang muncul hingga 16 sampai 24 jam dan dapat mencegah demam rematik. Faringitis tidak lagi menular setelah 24 jam pemberian antibiotik. 

 

Antibiotik penilisin V oral untuk anak-anak dosis 250 mg setiap dua kali sehari atau tiga kali sehari, usia dewasa dosis 250 mg setiap empat kali sehari atau 500 mg setiap dua kali sehari (selama 10 hari). Amoksisilin oral 50 mg/kg setiap satu kali sehari, maksimal 1000 mg atau 25 mg/kg maksimal 500 mg setiap dua kali sehari (selama 10 hari). Benzathine penisilin G <27 kg dosis 6000 U (1 dosis) dan intramuskular >27 kg dosis 1.200.000 U (1 dosis). Jika pasien alergi terhadap golongan penisilin dapat dipilih antibiotik sefaleksin oral 20 mg/kg/dosis setiap dua kali sehari maksimal 500 mg/dosis (selama 10 hari), atau sefadroksil oral 30 mg/kg setiap satu kali sehari maksimal 1 gram (selama 10 hari), atau azitromisin 12 mg/kg setiap satu kali sehari maksimal 500 mg (selama 5 hari). Apabila pasien intololeransi terhadap azitromisin dapat dipilih klindamisin dari golongan makrolida yang sama. 

 

Pengobatan simtomatik dengan obat kumur (betadin kumur) dan parasetamol atau dengan obat-obat golongan antiinflamasi non steroid (NSAID) harus direkomendasikan. Kortikosteroid dosis tunggal seperti deksametason juga dapat diberikan untuk mengurangi keparahan gejala. Bagi pasien dengan mononukleosis menular, rekomendasi seperti tidak ada olahraga kontak selama 6 hingga 8 minggu karena berisiko pecahnya limpa. 

 

Prognosis dari faringitis dapat menyebabkan kematian maupun kesembuhan. Kematian akibat faringitis jarang terjadi jika jalan napas pasien terganggu. Sebagian besar kasus faringitis  dapat sembuh dalam 7 hingga 10 hari. Kegagalan terapi biasanya karena resistensi antibiotik, kepatuhan yang buruk, dan kontak erat yang tidak diobati. Pencegahan dan pendidikan pasien harus menyelesaikan antibiotik penuh, istirahat, rajin mencuci tangan, tetap terhidrasi, dan menindaklanjuti dengan penyedia perawatan primer. 

 

Masalah yang muncul dari penggunaan antibiotik biasanya digunakan secara berlebihan dalam pengobatan faringitis akut. Karena kebanyakan kasus disebabkan oleh etiologi virus dan antibiotik tidak akan mengubah jalannya pasien. Untuk meningkatkan hasil tim kesehatan tindak lanjut diperlukan dari tenaga professional kesehatan termasuk apoteker, perawat, dan dokter. Kultur tindak lanjut dibutuhkan pada pasien tanpa gejala sehingga pasien tidak lagi menggunakan antibiotik tanpa indikasi yang jelas karena dapat menyebabkan obat menjadi tidak rasional. Semua pasien yang mengalami faringitis harus dididik bagaimana cara penggunaan antibiotik yang benar. Pasien harus diberikan informasi untuk tidak menggunakan antibiotik secara empiris karena penyebab paling sering dari kasus ini adalah virus. Sanitasi termasuk mencuci tangan dan menjaga kebersihan pribadi sangat penting untuk pencegahan dan penyebaran ke orang terdekat atau orang lain diluar rumah. Agar tidak terjadi kekambuhan, pemberian imunisasi harus direkomendasikan terkait difteri dan virus flu. Kepatuhan penggunaan antibiotik harus di edukasikan kepada setiap pasien. Pasien juga diberitahu untuk menggunakan obat kumur menggunakan air garam dan mematuhi diet cairan sampai gejala hilang. Komunikasikan kepada orantua yang merawat anaknya tidak memberikan aspiran jika muncul gejala nyeri dan panas karena aspirin dapat menyebabkan reye sindrom, sehigga obat yang aman diberikan pada usia muda adalah parasetamol. 

 

Post a Comment

0 Comments

Ad Code

Responsive Advertisement